Makassar, 12 Mei 2025 – Dunia sepak bola Indonesia kembali diguncang dengan kabar mengejutkan: bek andalan PSM Makassar, Yuran Fernandes, dijatuhi sanksi larangan bermain selama satu tahun penuh oleh Komite Disiplin (Komdis) PSSI. Keputusan ini langsung memicu reaksi keras, termasuk dari Ketua Umum PSSI, Erick Thohir, yang mengaku sangat terkejut atas hukuman berat tersebut.
Kronologi Kasus
Sanksi ini dijatuhkan menyusul insiden pada laga pekan terakhir Liga 1 musim 2024/2025, di mana Yuran Fernandes dinilai melakukan tindakan tidak sportif terhadap wasit. Dalam laporan Komdis, pemain asal Tanjung Verde tersebut dianggap melanggar kode etik dengan melakukan intimidasi verbal serta gestur kasar kepada perangkat pertandingan.
Namun, menurut pihak PSM, insiden tersebut tidak separah yang digambarkan. “Kami memiliki rekaman pertandingan yang menunjukkan Yuran tidak melakukan tindakan ekstrem seperti yang dituduhkan,” ujar Media Officer PSM Makassar.
Respons PSM Makassar
Manajemen PSM Makassar tak tinggal diam. Mereka secara resmi mengajukan banding ke Komisi Banding PSSI, berharap hukuman tersebut bisa dikurangi atau bahkan dibatalkan sepenuhnya.
“Yuran adalah pilar penting kami di lini belakang. Jika sanksi ini tetap berlaku, tentu akan berdampak besar bagi performa tim di musim depan,” ujar CEO PSM, Sadikin Aksa.
Reaksi Ketum PSSI
Erick Thohir, saat ditemui awak media, mengaku terkejut saat menerima laporan dari Komdis PSSI. “Saya kaget. Satu tahun bukan waktu yang sebentar. Ini harus dilihat secara objektif dan adil. Kalau memang ada kesalahan, harus dihukum. Tapi kalau berlebihan, tentu harus dievaluasi,” ucap Erick.
Ia juga menegaskan bahwa meskipun Komdis bersifat independen, PSSI akan memastikan setiap keputusan diambil berdasarkan asas keadilan dan bukti yang kuat.
Dukungan dari Suporter
Para suporter setia Juku Eja juga ramai-ramai menyuarakan dukungan untuk Yuran melalui media sosial. Tagar #JusticeForYuran sempat menjadi trending topic nasional, dengan banyak warganet meminta transparansi penuh dalam proses pengambilan keputusan.
Penutup
Kasus Yuran Fernandes menjadi pengingat bahwa profesionalisme dan keadilan harus berjalan beriringan dalam dunia sepak bola. Kini, semua mata tertuju pada proses banding yang diajukan PSM. Akankah hukuman ini dikurangi, atau tetap dijalankan sepenuhnya? Waktu yang akan menjawab.
Baca Juga: Bungkam Arsenal, PSG ke Final Liga Champions 2024/2025 Tantang Inter Milan