Persoalan Menumpuk di Skuad Barcelona: Dari Bawah Mistar sampai Lini Depan

FC Barcelona tengah menghadapi masa-masa penuh tantangan. Meski masih menjadi salah satu klub dengan sejarah dan prestise paling mentereng di dunia sepak bola, realitas di lapangan menunjukkan adanya sejumlah persoalan mendasar yang membelit skuad Blaugrana dari belakang hingga ke lini depan. Dari posisi penjaga gawang, lini pertahanan, tengah, hingga ujung tombak serangan, Barcelona tampak belum sepenuhnya solid untuk bersaing di level tertinggi.

1. Kiper: Ketergantungan Terhadap Ter Stegen

Marc-André ter Stegen tetap menjadi andalan utama di bawah mistar. Namun, musim lalu menunjukkan bahwa ketergantungan terhadap kiper asal Jerman ini cukup riskan. Cedera punggung yang menimpanya memaksa Barcelona memainkan Inaki Peña dalam beberapa laga penting — sayangnya, performanya belum bisa menyamai standar yang ditetapkan Ter Stegen.

Ketidakhadiran Ter Stegen membuat pertahanan Barcelona menjadi lebih rapuh. Meskipun Peña menunjukkan potensi, ketidakstabilannya dalam mengantisipasi bola-bola udara dan penempatan posisi masih jadi PR besar. Manajemen klub pun dituntut mencari pelapis yang benar-benar bisa diandalkan jika Ter Stegen kembali absen.

2. Lini Belakang: Krisis Konsistensi dan Masalah Cedera

Di atas kertas, Barcelona memiliki materi lini belakang yang cukup solid. Nama-nama seperti Ronald Araújo, Jules Koundé, Andreas Christensen, hingga Inigo Martínez cukup menjanjikan. Namun, kenyataannya jauh dari kata memuaskan. Araújo yang seharusnya menjadi pilar utama justru kerap mengalami cedera. Koundé, meski cukup fleksibel, terlihat tidak nyaman saat ditempatkan sebagai bek kanan.

Hilangnya Jordi Alba dan cederanya Alejandro Balde membuat sisi kiri pertahanan juga kehilangan dinamika. João Cancelo yang dipinjam dari Manchester City tampil impresif saat menyerang, tetapi sisi defensifnya kerap menjadi celah yang dimanfaatkan lawan.

3. Lini Tengah: Gagal Bangun Identitas Baru

Barcelona sempat percaya bahwa era baru di lini tengah bisa dibangun melalui kombinasi Pedri, Gavi, dan Frenkie de Jong. Sayangnya, cedera panjang Pedri dan inkonsistensi performa De Jong membuat kekuatan lini tengah jadi tidak stabil. Kehadiran İlkay Gündoğan memberikan pengalaman, namun sang gelandang Jerman juga belum sepenuhnya mampu mengangkat performa tim di laga-laga krusial.

Bertambahnya umur Sergi Roberto dan menurunnya performa Oriol Romeu juga membuat kedalaman lini tengah Barcelona terasa tipis. Xavi yang sempat diharapkan bisa membangun kembali dominasi lini tengah ala tiki-taka, justru tampak kesulitan menggabungkan pemain-pemain muda dengan filosofi lama klub.

4. Lini Depan: Ketergantungan pada Pemain Muda

Masalah utama di lini depan adalah ketidakhadiran striker haus gol yang benar-benar konsisten. Robert Lewandowski memang menjadi pencetak gol terbanyak klub musim lalu, tetapi penurunan tajam dalam produktivitasnya membuat Barcelona terlihat tumpul di banyak pertandingan.

Nama-nama seperti Lamine Yamal dan Ferran Torres menjadi harapan, namun keduanya belum cukup stabil untuk diandalkan dalam setiap pertandingan. Raphinha masih menunjukkan inkonsistensi, sementara Ansu Fati yang dipinjamkan ke klub lain masih belum menunjukkan tanda-tanda siap kembali menjadi andalan.

Barcelona sejatinya memiliki potensi luar biasa di lini depan, tetapi kurangnya pengalaman dan absennya sosok pemimpin di sektor tersebut membuat mereka sulit menembus pertahanan lawan secara efektif.

5. Faktor Non-Teknis: Masalah Finansial dan Tekanan Manajemen

Tak bisa dimungkiri, persoalan finansial yang terus menghantui Barcelona juga turut memengaruhi performa di lapangan. Keterbatasan dana membuat klub harus cermat dalam bursa transfer, bahkan beberapa pemain didatangkan dengan status pinjaman. Situasi ini menghambat proses regenerasi dan membatasi fleksibilitas taktik pelatih.

Selain itu, tekanan dari manajemen dan suporter semakin tinggi. Klub yang terbiasa mendominasi Spanyol dan Eropa kini terlihat tertinggal dari rival-rivalnya seperti Real Madrid dan bahkan Girona dalam beberapa momen musim lalu.

Kesimpulan

Persoalan Barcelona saat ini bukan hanya terletak pada satu posisi, tetapi merupakan kombinasi dari banyak faktor: teknis, taktis, hingga manajerial. Dari bawah mistar sampai lini depan, Blaugrana butuh evaluasi menyeluruh, bukan hanya tambal sulam. Jika tidak segera diatasi, proyek kebangkitan Barcelona bisa berjalan lebih lambat dari yang diharapkan. Musim depan menjadi titik kritis: antara bangkit atau kembali tertinggal lebih jauh dari peta kekuatan Eropa.

Baca Juga: Joao Pedro Malah Minta Maaf Usai Cetak Gol Debutnya di Chelsea, Kenapa Kok Gitu?