Manchester United kembali menunjukkan kecerdikannya dalam mengelola anggaran transfer musim panas 2025. Di tengah tekanan untuk membangun skuad kompetitif dan kebutuhan mendesak memperbaiki performa usai musim lalu yang mengecewakan, Setan Merah mengambil langkah-langkah strategis yang memungkinkan mereka menghemat ratusan miliar rupiah tanpa kehilangan kualitas pemain.
1. Fokus pada Pemain Bebas Transfer
Salah satu langkah paling cerdas yang dilakukan manajemen MU adalah memanfaatkan bursa pemain bebas transfer. Daripada mengeluarkan dana besar untuk membeli pemain dari klub lain, MU sukses menggaet beberapa pemain berkualitas yang kontraknya telah habis. Nama seperti Adrien Rabiot dan Tosin Adarabioyo menjadi contoh nyata bagaimana United memperkuat skuad tanpa mengeluarkan sepeser pun untuk biaya transfer.
Dengan gaji kompetitif dan tawaran bermain di salah satu klub terbesar dunia, MU mampu mengalahkan pesaing lain dalam perburuan tanda tangan pemain gratis ini.
2. Memaksimalkan Pemain Akademi
Di bawah arahan pelatih Erik ten Hag yang dikenal mempercayai pemain muda, MU mulai serius mempromosikan talenta akademi ke tim utama. Pemain seperti Kobbie Mainoo, Dan Gore, dan Willy Kambwala mendapatkan menit bermain lebih banyak, mengurangi kebutuhan mendatangkan pemain baru di posisi tengah dan belakang.
Langkah ini bukan hanya menghemat biaya pembelian pemain, tetapi juga memperkuat identitas klub sebagai pengembang bakat muda, sesuatu yang telah lama menjadi bagian dari DNA Manchester United sejak era Sir Alex Ferguson.
3. Siasati dengan Skema Pinjaman Cerdas
MU juga menggunakan strategi peminjaman yang tepat sasaran. Alih-alih mengontrak permanen pemain bintang dengan harga selangit, mereka memilih meminjam pemain berkualitas dengan opsi beli di akhir musim. Contohnya, mereka tengah dalam pembicaraan serius untuk meminjam striker muda berbakat dari klub La Liga dengan klausul beli bersyarat.
Skema ini memungkinkan MU menguji performa pemain terlebih dahulu sebelum mengeluarkan dana besar, sekaligus menjaga keseimbangan finansial klub.
4. Penjualan dan Pemutusan Kontrak Pemain Gaji Tinggi
Upaya penghematan MU tidak hanya datang dari perekrutan, tetapi juga dari sisi pengeluaran. Klub aktif melepas pemain yang tidak masuk dalam rencana jangka panjang atau memiliki beban gaji tinggi. Pemain seperti Donny van de Beek, Anthony Martial, dan Eric Bailly telah dijual atau dilepas secara permanen, menyelamatkan MU dari beban gaji hingga ratusan miliar rupiah per tahun.
Selain itu, beberapa pemain veteran yang sudah jarang bermain juga dilepas tanpa perpanjangan kontrak. Efeknya, ruang gaji menjadi lebih longgar untuk mendatangkan pemain baru yang lebih sesuai kebutuhan taktik tim.
5. Negosiasi Agresif dalam Pembelian Pemain
MU juga dikenal sebagai klub yang tak segan untuk menunda atau bahkan mundur dari negosiasi jika harga yang ditawarkan tidak masuk akal. Kasus terakhir melibatkan target dari Serie A yang sempat diminta tebusan di atas 60 juta euro. MU memilih mencari alternatif yang lebih murah dan efisien, sebuah sikap tegas yang menunjukkan kedewasaan dalam bertransaksi.
Dengan taktik ini, MU tidak hanya menghindari inflasi harga pasar, tapi juga menjaga stabilitas finansial klub di tengah persaingan ketat Premier League.
Kesimpulan
Langkah cerdas Manchester United di bursa transfer musim panas ini patut diapresiasi. Dengan kombinasi pemain gratis, promosi akademi, skema pinjaman strategis, pemangkasan gaji, dan negosiasi ketat, klub mampu berhemat hingga ratusan miliar rupiah. Ini bukan hanya soal efisiensi keuangan, tetapi juga sinyal bahwa MU serius membangun kembali kejayaan mereka dengan pondasi yang lebih sehat dan berkelanjutan.
Jika strategi ini terus diterapkan dengan konsistensi dan ketepatan, bukan tak mungkin Manchester United bisa kembali bersaing di papan atas Premier League dan Eropa dengan skuad yang solid namun tetap hemat biaya.
Baca Juga: Mengapa AC Milan Tunda Pembicaraan Transfer Zinchenko?